.: Dengan Menyebut Nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang :.

pak mario teguh

profilku

Sabtu, 30 Januari 2010

koleksi jilbab masa kini


 
  
 

JUAL JILBAB BERKARAKTER DAN BERBAGAI MODEL
HANYA ADA DI GROSIR NAJLA COLECTIONS
HARGA MULAI DARI 15.000 SAMPAI 40.000
MAU PESAN SILAHKAN DATANG AJA KE ALAMAT INI
jL. lETJEN sUPRAPTO Rt 03/03 Tuksongo Purworejo
telp. 085228183399

Masih penasaran......baca selengkapnya

Ang deden ngisi kajian

 
ANG DEDEN EL-CHIANJURY lagi ngsi kajian wali murid SDIT Salsabila
di aula STC (Salsabila Training Center)

Masih penasaran......baca selengkapnya

perkembangan anak usia 1-4 bulan

PERKEMBNGAN ANAK USI 1-4BLAN

Perkembangan Sosial
Pada usia ini, anak memasuki masa perkembangan sosial. Masa perkembangan sosial adalah masa untuk belajar bersosialisasi. Masa belajar bersosialisasi dimulai dengan ibunya, kemudian ayahnya dan saudara kandungnya. Dasar-dasar sosialisasi yang ia peroleh di rumah akan menjadi fondasi untuk sosialisasi dengan orang-orang di luar rumah. Dasar pendidikan sosialisasi ini akan menolong anak untuk menerapkan iman dalam perbuatan di masa mendatang.

Hal-hal yang dapat menolong anak mengembangkan sosialisasinya:
a. Pada usia ini, Anda sudah harus mulai bisa menikmati respons yang ceria dari bayi anda. Dia akan mulai tersenyum ketika melihat Anda datang, tersenyum melihat wajahnya sendiri di cermin dan bahkan tertawa-tawa waktu diajak bermain. Permainan giliranku dan giliranmu merupakan permainan yang sangat baik untuk perkembangan sosial anak. Ketika Anda membalas senyuman bayi, dia akan tersenyum lebih lebar, kemudian Anda menyapanya, "Hai!" bayi akan membalas dengan gumaman "A....a....". dan apabilan anda membalas "Iya, senang yah, hari ini." bayi akan mulai menghentak-hentakkan kakinya dan tangannya dengan gembira bila anda mendekat-dekatkan wajah anda kepadanya. Jikalau bayi anda tahu bahwa responsnya senantiasa ditanggapi dengan positif, ia akan terus terangsang untuk melontarkan senyum atau mendekatkan diri depada orang lain. tapi jika sebaliknya Anda bersikap acuh terhadap senyumannya, ia akan malas untuk mencoba lagi.
b. Bayi anda sudah bisa diajak bepergian pada usia ini. Kunjungan ke rumah sepupu, oma dan opa, atau teman dekat merupakan kegiatan yang baik untuk bayi anda. Berikan kesempatan kepada orang lain untuk bermain atau menggendong bayi anda. Jangan palksakan kalau ia takut, lakukan ini perlahan-lahan. Jikalu bayi anda tiba-tiba menjerit karena terkejut atau takut melihat wajah yang kurang ramah, segeralah memeluknya dan menenangkannya. Usahakan untuk memberikan rasa aman kepada bayi anda selama dia berada di lingkungan yang asing.
Perkembangan Daya Persepsi
a. Sediakan mainan kerincingan di tempat tidur atau di keretanya. Pada usia ini, dia mulai belajar sebab-akibat (kerincingan berbunyi karena ia sentuh).
b. Sediakan cermin di dekat tempat tidur atau tempat bermainnya. Dia akan tersenyum dan tertawa-tawa melihat bayangannya sendiri sekalipun dia belum tahu bahwa itu adalah dirinya sendiri.
c. Permainan Ciluk Ba akan dinikmati oleh bayi pada saat dia sudah mulai menyadari bahwa sesuatu yang baru saja dilihatnya akan muncul lagi. Ini juga bersamaan dengan perkembangan daya memori seorang anak.
d. Sudah saatnya anda menempelkan gambar di dinding kamar bayi anda atau meletakkan boneka-boneka besar di dekat tempat tidur bayi anda. Bayi anda akan senang sekali menjelajahi kamarnya pada saat dia sendirian.
e. Mainan gantung yang dapat berputar disertai suara musik sangat disukainya.
f. Pada usia empat bulan, daya penglihatan bayi berkembang lebih baik. Ia sudah dapat melihat wajah Anda lebih jelas. Bukan hanya bentuk wajah, tapi juga hidung dan mulut. Bayi sangat suka melihat ujung kepala, mata dan mulut. Juka anda mendekatkan wajah anda, dia akan menyentuh bahkan meremas mulut anda sambil ngoceh.
g. Jalan-jalan di sore hari akan semakin dinikmati oleh bayi anda. Ia akan senang sekali memandang daun-daunan , merasakan tiupan angin sepoi-sepoi, atau melihat warna-warni bunga, bahkan bentuk rumah yang bervariasi.
Perkembangan Emosi
Pada usia ini, bayi anda mulai mengembangkan rasa keakraban khususnya dengan ibunya. Anda tidak harus selalu menggendong atau memangku bayi anda dan mengajaknya bermain. Pada usia ini, justru anda sudah mulai bisa mengerjakan pekerjaan lain selagi bayi anda bermain sendiri. Anda dapat melakaukan beberapa hal untuk mengembangkan rasa keakraban denga bayi anda:
a. Senantiasa menyapa dan mencium bayi anda setiap kali dia bangun pagi, termasuk juga ia bangun sambill menangis.
b. Duduk tenang di luar rumah bersama bayi anda merupakan waktu yang bermanfaat baginya dan bagi anda sendiri.
c. Buatlah sapaan rutin dalam kegiatan sehari-harinya, misalnya: setelah mandi, anda mengangkat bayi anda dari ember dan mengatakan: "Cium pipi kiri, cium pipi kanan, cium dagunya, cium jidatnya..."
Jika anda terus melakukan hal ini setiap habis mandi, dia akan tersenyum dan menantikan anda melakukan hal tersebut kepadanya.
Perkembangan Rohani Ibu
Masa-masa melelahkan sudah mulai berkurang. Bayi anda sudah bisa tidur malam dengan lebih baik dan jadwal bangun tidurnya sudah mulai teratur. Jika anda tidak bisa bangun lebih awal dari bayi anda, ajaklah dia untuk saat teduh bersama. Letakkan bayi anda di atas kereta, biarkan dia menikmati daun-daun bergoyang, ketika anda berdoa dan membaca alkitab, bayi anda juga akan menikmati saudara membaca alkitab dengan bersuara. Sekali-sekali pandangilah dia dan tersenumlah kepadanya. Pada usia ini, bayi anda masih bisa duduk tenang untuk beberapa saat.

Sekarang anda sudah mulai sulit untuk duduk tenang di gereja, jika ada ruangan khusus untuk ibu dengan anak, itu sangat baik. Jika tidak, mintalah suami anda untuk sekali-sekali membiarkan anda duduk tenang mendengarkan khotbah.
Perkembangan Diri Ibu
Pada usia ini, bayi sudah bisa menikmati waktunya sendiri dengan mainan yang ada di sekitarnya. Letakkan bayi anda di atas matras atau play-pen, selagi anda membaca buku atau menulis. Buku bayi juga bisa dinikmati oleh bayi anda, karena tidak akan berbahaya jika dimasukkan ke dalam mulut dan buku itu juga tidak cepat rusak.

Jika anda ingin memasak, atau mengerjakan pekerjaan rumah yang lain, letakkan saja bayi anda di atas kereta. Asal dia dapat melihat bahwa anda ada di dekatnya, ia akan merasa tenang sambil menikmati mainannya di kereta.

Jika suami anda bersedia menggantikan tugas menjaga anak, sekarang anda juga sudah mulai bisa mengikuti seminar-seminar atau pertemuan-pertemuan lain untuk mengembangkan diri.

Masih penasaran......baca selengkapnya

Tahukah Anda

Lemak Semasa Balita = Obesitas Ketika Dewasa
Suatu survei atas 390 anak balita di USA antara 1965 dan 1971 yang dimonitor hingga mereka dewasa menunjukkan bahwa anak yang menjadi gemuk berlemak sebelum umur lima tahun berisiko lebih dari dua kali lebih besar untuk menjadi orangtua yang gendut daripada anak yang tidak banyak lemak, tidak tergantung pada apakah mereka mempunyai orangtua yang kegemukan atau tidak

Riset di Pusat Medik RS Anak di Cincinnati dan tempat-tempat lain di USA menunjukkan bahwa anak-anak cenderung menjadi lebih kurus sampai mereka berusia sekitar lima atau enam tahun, ketika mereka mulai menumpuk lemak dalam tubuh mereka. Titik di mana titik-balik ini terjadi disebut "adipose rebound", suatu periode pengembangan yang kritikal, seperti halnya dengan pengembangan berbahasa atau kapasitas mendengar musik.

Laporan ini yang dimuat dalam jurnal Pediatrics dari America Academy of Pediatrics menyebutkan bahwa usia di mana titik-balik itu terjadi mungkin sukar untuk diubah, tetapi dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan seperti orangtua yang "memaksa" anaknya makan ketika terdapat tendensi alamiah anak sedang "mengurangi" lemak tubuh. Dianjurkan untuk melakukan riset lanjutan untuk menyelidiki apakah saat titik-balik itu dapat diperlambat dan apakah hal ini akan juga mengubah risiko obesitas ketika dewasa.

Masih penasaran......baca selengkapnya

ayo berdongeng



Seperti yang sudah kita pahami, bahwa banyak sekali manfaat yang akan didapat oleh anak ketika mereka kita dongengin. Terutama manfaat bagi perkembangan otak dan mentalnya.


Agar anak dapat terstimulasi dengan baik dan cepat, maka "JANGAN ASAL MENDONGENG", kata saya ketika saya berkeliling dan berdiskusi dengan orang tua murid di beberapa Sekolah TK/SD yang mengundang saya. Apa maksud saya mengatakan "JANGAN ASAL MENDONGENG"?. Hal ini lebih saya khususkan bagi orang tua yang sudah rutin mendongeng buat putera dan puterinya dan juga untuk para pendidik yang mempunyai jam khusus mendongeng di tempat ia bekerja. Bahwa dalam mendongeng sebaiknya tidak sekadar membacakan cerita dari sebuah buku atau tanpa buku dengan datar. Namun lebih dari itu, mimik, intonasi, gerak bahkan dengan menambahkan sebait lagu atau pusisi dalam cerita, stimulasi melalui dongeng akan menjadi lebih kaya.

Intinya adalah, kreatifitas dalam bercerita/mendongeng adalah sangat penting.

Selamat mencoba

Sumber kak Awam pendongeng

Masih penasaran......baca selengkapnya

Kak wuntad di pelatuhan dongeng jakarta

KAk Wuntan We-Es sedang ngisi pelatihan Bermain, cerita dan menyanyi di jakarta....hebat kan.....

Masih penasaran......baca selengkapnya

Antara menulis dan membaca


ANTARA MENULIS DAB BICARA


Menulis berbeda dengan berbicara. Menulis setidaknya membutuhkan keterampilan khusus yang harus dipelajari dan senantiasa dilatih. Sementara berbicara mungkin cuma butuh pembiasaan saja. Indera yang dibutuhkan ketika belajar berbicara terdiri dari mata, telinga, dan lidah. Mata untuk melihat gerakan yang dilakukan orang yang akan kita contoh untuk bicara, terutama melihat gerakan mulut dan mimik muka. Telinga untuk mendengar kata yang diucapkan, dan lidah berusaha untuk mengikutinya dengan kata yang kita upayakan untuk dikeluarkan. Itu sebabnya, anak kecil yang sehat dan normal (matanya dapat melihat, telinganya dapat mendengar, dan lidahnya bisa digerakkan untuk berkata) maka umumnya akan dengan mudah mengikuti. Itu memerlukan pembiasaan sembari mengasah kemampuan dan reflek tiga indera tadi. Jadi, anak kecil yang ingin belajar bicara tak memerlukan belajar huruf-huruf terlebih dahulu, tak butuh juga dengan seabrek teori menulis, dan bagaimana merangkai kata yang baik. Ia, akan dengan spontan mengikuti setiap huruf yang diucapkan orang lain (entah ibunya, ayahnya, kakaknya, atau temannya dll). Mereka (termasuk kita) bisa belajar bicara tanpa keterampilan yang rumit. Mengalir apa adanya.

Nah, sementara menulis, ini memerlukan keterampilan tambahan. Bahkan motivasi tambahan pula. Karena apa? Karena menulis bukan bakat, karena menulis memang sangat berbeda dengan berbicara. Banyak orang bisa berbicara, bahkan fasih, meski ternyata ia buta huruf. Sementara orang yang bisa menulis, sangat mustahil bila ia penderita buta huruf. Mungkin ini pula yang membedakan kemampuan setiap orang dalam menulis. Intinya, nggak semua orang bisa menulis, meski berbicaranya sangat fasih dan bahkan retorikanya bagus. Oya, meski bicaranya tidak bagus, tapi minimal ia memang bisa bicara. Bisa berkomunikasi secara verbal (kata-kata) dengan orang lain. Iya nggak?

Jadi menurut saya sih, orang yang bisa menulis adalah orang yang seharusnya merasa bahagia. Karena apa? Karena bisa melakukan keterampilan yang jarang dilakukan oleh orang yang sehat dan normal lainnya. Umumnya, semua orang yang sehat dan normal bisa berbicara, tapi tak semua dari mereka bisa menulis. Ini pun dikelompokkan jadi dua: pertama, orang yang tidak bisa menulis sama sekali alias buta huruf; dan kedua, orang yang tidak bisa menulis dalam pengertian menyampaikan pesan lewat tulisan. Dari dua kelompok itu, mereka sama-sama bisa berbicara, tapi nggak bisa menulis. Betul ndak?


Ayo menulis!

Alirkan ide-idemu untuk berkarya lewat tulisan. Rugi banget kalo sampe nggak mencoba untuk bisa menyampaikan pesan yang kita inginkan lewat tulisan. Padahal, itu sangat unik, menyenangkan, dan menarik dibanding berbicara. Kita emang bisa menyampaikan pesan lewat kata-kata (berbicara), tapi tak selamanya pesan bisa sampe dengan mudah. Jika kamu menelepon seseorang, ingin mengerahkan kemampuanmu untuk menyampaikan kehebatanmu dalam berbicara untuk mempengaruhi dia, sementara ponselnya pas kamu nelepon nggak diaktifkan, itu artinya ada hambatan. Apa yang ingin kamu sampaikan menemui jalan buntu. Minimal harus menunggu sampe ponsel temanmu diaktifkan.

Dan lagi nih, kamu tentunya nggak bisa terus-menerus berada dalam kondisi siap untuk menelepon. Adakalanya, kamu justru berada dalam kondisi harus menyampaikan pesan lewat tulisan. Misalnya kamu sibuk, sementara untuk memberi tahu teman kamu dengan berbicara di telepon akan memakan waktu, apalagi kalo kamu seneng ngobrol. Maka, langkah efektif adalah dengan mengirim SMS ke ponselnya, atau mungkin kirim e-mail, atau bisa aja nulis memmo untuknya karena ketika kita sampe ke rumahnya dia nggak ada. Kita tempelin deh memmo berisi pesan tertulis kita. Tapi, itu pun masih dengan catatan: ia aktifkan ponselnya; buka e-mail, dan tak sedang keluar kota. Berarti ini soal kendala teknis. Terlepas dari itu, keterampilan menulis tetap harus dimiliki. Minimal sebagai keterampilan pelengkap untuk menyampaikan pesan bagi yang sudah terbiasa dan mahir retorikanya dalam berbicara. Setuju?

Sobat, nggak usah dibikin rumit ketika kita akan menulis. Saya juga termasuk yang bisa menulis bukan berawal dari teori. Saya menulis, kalo saya pengen nulis apa yang membuat saya lega ketika menuliskannya. Saya menulis surat buat teman dan orangtua saya, menulis puisi, menulis catatan harian, bahkan saya menulis cerpen meski ketika dibaca lagi seringnya nggak nyambung. Tapi, saya berkeras ingin bisa menulis. Waktu SMP, ketika seneng nulis, saya nggak punya mimpi jadi penulis.
Saya hanya seneng aja setiap kali membaca buku sejak SD. Dalam pikiran saya, “Saya bisa membaca dan mudah untuk mengerti pesan yang disampaikan penulisnya, pasti si penulis itu adalah orang yang hebat dalam menyampaikan pesan secara tertulis.” Sejak saat itu saya secara sederhana ingin juga bisa menulis. Tapi tetep belum kepikiran ingin jadi penulis. Biasa aja gitu.

Hasilnya? Alhamdulillah, rupanya pembiasaan dalam menulis apa saja yang ingin saya tulis, sekaligus sebagai latihan ‘alamiah’ untuk melancarkan jari tangan saya menulis (waktu itu saya belum punya mesin tik, apalagi komputer). Kebiasaan saya menulis bukan hanya melancarkan jari tangan saya menulis di kertas, tapi sekaligus melatih pilihan kata yang hendak saya tulis dan juga melancarkan sistematika dalam alur penulisan pesan yang saya inginkan. Inilah uniknya keterampilan menulis. Setidaknya menurut saya, lho.

Jadi, biasakan untuk melatih menulis. Terus dan terus. Nggak usah ada beban dulu. Pokoknya nulis. Jangan takut salah, nggak perlu khawatir tulisannya nggak enak dibaca, yang penting mencoba dan terus belajar. Salah-salah dikit sih kita bisa menghibur diri dengan nyontek semboyan di iklan pembersih pakaian, “Nggak ada noda, ya nggak belajar”. Menulis itu butuh ketekunan, jangan patah semangat jika baru nulis sekali dan jelek. Itu belum cukup, kalo kamu nggak terus melatih diri untuk menulis. Bukankah benteng Mesir tidak ditaklukkan dengan sekali peperangan? Bukankah ketika kita belajar menuliskan abjad dan angka saja nggak sekali langsung bisa? Ya, belajar menulis tidak instan, tapi harus ditekuni dan sabar, serta penuh semangat, plus motivasi kuat.

Oya, sebenarnya bicara juga membutuhkan keterampilan tambahan, meski awalnya ‘naluriah’, tapi tetap kudu dipelajari bagaimana santun dalam berbicara, berkata yang baik, dan apa yang harus dikatakan dengan tepat kepada siapa yang diajak bicara. Nah, untuk tingkat lanjutannya sih memang harus belajar juga. Sama seperti menulis. Tapi, langkah awalnya aja yang beda. Start-nya yang beda. Kalo berbicara, secara ‘naluriah’ sejak kecil kita yang sehat dan normal langsung udah belajar dan bahkan bisa bicara, sementara menulis (menuliskan abjad dan angka), minimal rata-rata bisa nulis secara umum adalah ketika kita diajarin di sekolah (meski sebelum sekolah kita udah pada bisa bicara). Tul nggak?

Eh, waktu kecil juga kita udah bisa menulis abjad dan angka, tapi inget ya bahwa pengetahuan tersebut saja belum cukup untuk menyampaikan pesan lewat tulisan jika nggak belajar bagaimana cara merangkai kata yang baik. Nah, jadi beda kan? Ehm, jadi menulis emang keterampilan yang unik dan sekaligus menarik. Setidaknya ini menurut saya, lho.

Sobat, sebelum mengakhiri tulisan ini, saya ingin tekankan bahwa ada yang perlu diperhatikan dan diingat, bahwa jika kita nggak bisa menulis dengan baik, maka pesan itu pun sulit juga dimengerti oleh pembaca tulisan kita. Sebagai pemberi pesan (komunikator), tentunya kita harus sebaik mungkin dalam menyampaikan pesan agar mudah dipahami oleh komunikan alias si penerima pesan. Tentunya, untuk semua itu yang dibutuhkan bukan hanya kebiasaan kita menulis, tapi juga ilmu dan wawasan buat tambahan kita. Yup, agar pesan yang kita sampaikan juga dimengerti, bahkan dipahami dengan mudah oleh penerima pesan. Soal ini, insya Allah akan saya jembrengin di lain kesempatan.
Setuju ya?

Masih penasaran......baca selengkapnya